kangsa wangsa |
Perjalanan mereka teruskan dengan menyusuri hutan, guna menghindari para anak buah Gembala geni yang kini mencari keberadaan mereka. Bukan karena Puteri Intan rasari tak mampu mengatasi mereka, tapi guna menghindari pertikaian yang tak perlu dan meminimalisir adanya korban jiwa. Karena pada dasarnya, mereka hanya manusia yang di peralat oleh Gembalageni dengan ilmu sihirnya.
Sementara itu di kerajaan Wulung ireng, raja Gembalageni sangat murka mendengar kabar bahwa anak buahnya di kalahkan oleh seorang gadis ingusan. Tak lain dan tak bukan dia adalah Puteri Intan rasari.
"Hah.. Kalian itu sungguh bodoh..! Bagaimana kalian yang jumlahnya lebih banyak dapat di kalahkan hanya oleh seorang anak gadis kemarin sore?! Kalian sungguh tak berguna..!!". Kata raja Gembalageni dengan amarah yang membara.
"Ampun tuan ku.. Tapi bocah itu sangat sakti. Dia memiliki pusaka yang sungguh ajaib. Burung kertas yang di bawanya dapat berubah menjadi garuda raksasa yang membuat kami tak berdaya". Kata pengawal itu.
"Burung kertas yang bisa berubah menjadi garuda? Hmm.. Itu adalah pusaka yang hanya di miliki oleh Negeri Awan putih. Aku pernah mendengar tentang legenda itu, tapi tak ku sangka mereka benar-benar ada. Pantas kalian tak bisa berkutik, karena sang garuda yang di juluki juga sebagai Panglima Angkasa bukanlah tandingan kalian".
"Baiklah kalau begitu.. Kali ini kalian ku ma'afkan. Sekarang kalian ku tugaskan untuk pergi mencari keberadaan mereka". Kata raja Gembalageni.
"Ta.. Tapi tuan ku.. Kami tak mungkin sanggup melawan mereka. Senjata kami saja dapat dengan mudah di patahkan oleh garuda itu". Kata pengawal itu tergapap karena takut.
"Kali ini kalian tak sendirian. Aku akan mengutus salah satu panglima ku bersama kalian. Kalian hanya cukup membantu mencari keberadaan mereka, biar nanti panglima ku yang akan menghadapi mereka". Kata sang raja.
Lalu raja Gembalageni memejamkan matanya, bibirnya mengucapkan mantra untuk memanggil panglima yang di maksud. Tiba-tiba muncul sebuah asap hitam yang bergulung-gulung, kemudian membentuk sebuah sosok.
Para pengawal sangat terkejut di buatnya, karena kini di hadapan mereka telah berdiri sosok yang menyeramkan. Tubuhnya tinggi besar di penuhi bulu-bulu hitam. Tubuhnya mirip manusia, tapi memiliki kepala kambing dengan tanduk besar yang sangat runcing. Nafasnya mengeluarkan api yang menyala, dengan sebuah gada raksasa yang di pegangnya sebagai senjata.
"Hamba datang menghadap tuan ku.. Apa gerangan yang membuat paduka memanggil hamba? Apakah ada sebuah tugas penting yang harus hamba laksanakan?". Kata sosok kepala domba itu.
"Ya Kangsa wangsa, ada musuh yang cukup tangguh sedang menentang ku. Ku perintahkan kamu agar ikut dengan para pengawal itu, cari dan tangkap mereka bawa ke hadapan ku. Atau jika perlu, langsung musnahkan mereka. Sebagai peringatan bagi mereka yang berani menentang aku, raja Gembalageni". Kata sang raja.
"Hahaha.. Menghancurkan adalah kegemaran hamba paduka. Tak salah paduka menyerahkan tugas ini pada hamba. Dengan senang hati akan hamba laksanakan". Kata sosok yang ternyata bernama Kangsa wangsa itu.
"Tapi kau harus hati-hati Kangsa wangsa, jangan gegabah. Dia memiliki pusaka ajaib yang sangat sakti. Jangan sampai malah kau yang binasa karenanya..". Pesan sang raja.
"Hahahaha.. Paduk tak usah hawatir. Semua akan dapat hamba atasi. Belum pernah ada yang mampu selamat dari nafas api hamba, dan belum pernah ada yang mampu menghindar dari ayunan gada hamba. Dalam waktu dekat, paduka akan menerima kabar tentang kebinasaan mereka". Kata Kangsa wangsa dengan sombongnya.
"Baiklah.. Sekarang berangkatlah kalian semua. Segera cari dan musnahkan para pembangkang itu..!!". Perintah raja Gembalageni.
Ahirnya setelah menghaturkan sembah, merekapun undur diri dan berangkat mencari keberadaan puteri Intan rasari.
Sementara itu puteri Intan rasari dan Melati wangi masih meneruskan perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan mereka saling bercerita tentang diri masing-masing. Hingga merekapun semakin akrab dan menjadi sahabat dekat. Karena waktu sudah beranjak senja, ahirnya mereka putuskan untuk bermalam di sebuah goa. Perjalanan yang panjang dan melelahkan membuat mereka tertidur sangat pulas. Mereka tak menyadari akan bahaya yang mengintai mereka esok hari. Karena manusia kepala kambing Kangsa wangsa, kini telah bergerak mencari keberadaan mereka.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar